Sunday, April 15, 2012

PERSEDIAAN BARANG


PERSEDIAAN BARANG 
Persediaan adalah aktiva yang tersedia dijual dalam kegiatan usaha normal atau dalam proses produksi atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan utk digunakan dalam proses produksi

PENGERTIAN PERSEDIAAN BARANG
Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.
Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang 
1. Bahan baku dan penolong. Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu, rotan, besi siku. Bahan penolong adalah paku, dempul
2. Supplies Pabrik. Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin
3. Barang dalam proses. Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan
4. Produk selesai. Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya

Metode Pencatatan Persediaan
1. Metode Perpetual/buku
2. Metode Fisik/Periodik

Perbedaan Pencatatan Metode Perpetual dengan Fisik sbb :
Pada saat mencatat pembelian persediaan

Metode perpetual
Jurnal : Persediaan xxx
Utang dagang/kas xxx
Metode fisik
Jurnal : Pembelian xxx
Utang dagang/kas xxx

Pada Saat Penjualan
Metode perpetual
Jurnal :
Piutang/kas xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan xxx
Metode Fisik
Jurnal : Piutang/kas xxx
Penjualan xxx


Pada Saat Akhir Tahun 
Metode perpetual
Tidak perlu ada AJP
Metode fisik
Jurnal :
HPP xxx
Persediaan awal xxx

HPP xxx
Pembelian netto xxx

Persediaan akhir xxx
HPP xxx

Ciri-ciri metode perpetual
1. transaksi pembelian barang dicaatat disebelah (D) pada perk persediaan, dan sebelah (K) pada perk kas/utang.
2. transaksi penjualan barang dicatat sbb:
  a. harga/hasil penjualan dicatat sebelah (D) pada perk kas/piutang usaha dan sebelah (K) pada perk penjualan
  b. harga pokok barang yg dijual dicatat sebelah (D) pada perk hpp dan sebelah (K) pada perk persediaan.
3. saldo perk persediaan menujukkan nilai persediaan barang yang masih ada di gudang.
contoh:
kegiatan PT. IMAM CORP pada bulan januari adalah sbb:
- 01 januari persediaan barang Rp 10.000,-
- 15 januari pembelian barang secara kredit Rp 50.000,-
- 25 januari penjualan barang secara kredit Rp 80.000,- dan harga pokok barang Rp 45.000,-
- 27 januari retur penjualan Rp 1.000,- harga pokok barang Rp 600,-
jurnal=
15/01 |  persediaan  Rp 50.000,-
      |     kas/hutang    Rp 50.000,-

25/01 |  piutang/kas   Rp 80.000,-
      |     penjualan     Rp 80.000,-
      |  HPP         Rp 45.000,-
      |     persediaann   Rp 45.000,-

27/01 |  Retur penjualan  Rp 1.000,-
      |     Piutang           Rp 1.000,-
      |  persediaan    Rp 600,-
      |     HPP            Rp 600,-

Ciri-ciri metode fisik/periodik
1, pembelian dan penjualan barang tidak dicatat dalam perkiraan persediaan, sehingga perkiraan persediaan hanya berisi informasi nilai persediaan barang pada awal periode.
2. transaksi pembelian barang dicatat pada sebelah <debet> pada perkiraan pembelian dan transaksi penjualan dicatat disebelah <kredit> pada perkiraan penjualan.
3. nilai persediaan barang pada akhir periode diketahui setelah diadakan perhitungan barang secara fisik.
contoh:
kegiatan PT. IMAM CORP pada bulan januari adalah sbb:
- persediaan barang per 1 januari Rp 8.000,-
- pembelian barang selama januari Rp 40.000,-
- penjualan barang selama januari Rp 70.000,-
jurnal=
|  pembelian      Rp 40.000,-
|     utang dagang/kas   Rp 40.000,-

Masalah Pemilikan Persediaan Barang
Barang dalam perjalanan (goods in Transit)
Barang-barang yang dipisahkan (Segregated Goods)
Barang-barang konsinyasi (Consigment Goods)
Penjualan Angsuran (Installment Sales)

Barang dalam perjalanan (goods in Transit)
f.o.b. Shipping Point
Yaitu kepemilikan thd suatu barang akan berpindah ke tangan pembeli pada saat pihak pengangkut menerima barang dari tangan penjual.
pada saat tersebut penjual mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya.
f.o.b. Destination
Yaitu kepemilikan thd suatu barang akan berpindah ke tangan pembeli pada saat barang tsb diterima oleh pembeli dari pengangkut.
Barang-barang yang dipisahkan (Segregated Goods)
Kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. Barang-barang yang terpisahkan tensendiri dengan maksud untuk memnuhi kontrak-kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim, hanknya sudah berpindah pada pembeli. Oleh karena itu pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan
Barang-barang Konsinyasi (consignment Goods)
Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijual (dikonsinyasikan) haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. Sebelum barang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan (consignor). Pihak yang menerima titipan (consignee) tidak mempunyai hak atas barang tersebut sehingga tidak mencatat barang tersebut sebagai persediaannya. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka yang menrima titipan membuat laporan pada yang menitipkan. Pada waktu menerima laporan, pihak yang menitipkan (consignor) mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya
Penjualan Angsuran (Installment sales)
Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya sejumlah yang sudah dibayar.
Contoh :
Dibeli mesin dengan harga Rp 20.000.000 yang pembayarannya akan diangsur selama 5 tahun, setiap tahun sebesar Rp 4.000.000 ditambah bunga 10 % pertahun. Jurnal di pembeli :
Pembelian mesin :
| Mesin 20.000.000
| utang 20.000.000
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment